11 Pesan Kunci Praktek Pemberian MPASI

Sumber : milis MPASI Rumahan

1. Timbang anak Anda setiap bulan. Anak sehat, tambah umur, tambah berat, tambah pandai.

—> Rajin bawa ke Posyandu yaaaa! Isi KMS menurut jenis kelamin anak.

2. Bayi & anak yang mendapat ASI hingga usia 2th atau lebih, akan bertumbuh kuat, sehat & berkembang dengan baik.

—> ASI memang makanan termurah+sehat 🙂 Sebisa mungkin kita memberikan ASI kecuali memang ada indikasi medis dan keadaan tertentu yang membuat anak harus diberi susu formula. It’s OK 🙂

3. Bayi yang diberi MPASI mulai 6bln & tetap memperoleh ASI smp usia 2th atau lebih akan tumbuh & berkembang baik.

—-> Artinya… Jgn dari umur 2 bulan dikasi pisang XD Yang pakai susu formula juga tetap sebaiknya mulai makan makanan pendamping di usia 6 bulan (kecuali ada indikasi medis lain)

4. Bubur MPASI yang kental akan memberi energi yg lebih banyak daripada yang encer.

—> Pada masa perkenalan boleh dimulai dengan bubur/makanan yang encer, tingkatkan secara bertahap sesuai dengan umur anak. Hal ini karena anak bayi perlu energi besar dari makanan pendamingnya.

5. Makanan sumber hewani sangat baik untuk anak agar tumbuh & berkembang dengan baik.

—> Terutama sebagai sumber alami Fe (zat besi) yg mudah diserap tubuh, sumber protein dan energi protein.

6. Kacang-kacangan & olahannya seperti tahu & tempe adalah bahan makanan yg baik untuk anak.

—> Siapa bilang tempe & tahu nggak kece 😀 Makanan ini bagus sebagai sumber protein dan zat besi bagi yang tidak makan bahan makanan hewani. Kupas kulit ari kacang-kacangan supaya lebih mudah dicerna bayi.

7. Sayur & buah bewarna hijau tua/kuning/merah membantu kesehatan mata anak & meningkatkan daya tahan tubuh melawan penyakit.

—> Nggak perlu dijelaskan lagi yah, pasti sudah paham kalau anak (dan kita!) wajib mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral secara alami 🙂

8. Untuk pertumbuhan yg baik, anak membutuhkan makanan beraneka ragam. Terdiri dari 2-4x makanan utama, 1-2x makanan selingan.

—> Usahakan memberikan makanan selingan yang sehat. Hindari makanan selingan yang “nyampah” seperti yang tinggi gula, bersoda, banyak menggunakan bahan tambahan makanan (pewarna buatanm perisa buatan, pengembang, pengawet) dan berpenyedap rasa.

9. Seiring dgn perumbuhan anak, maka jumlah makanan yg diperlukan bertambah.

—> Sangatlah penting untuk menyesuaikan jumlah makanan dengan umur anak. Bisa dilihat di buku “MPASI Perdana Cihuy” kami 🙂

10. Anak kecil PERLU belajar makan. Bujuk dan BANTU penuh dengan keSABARan.

—> 😉 mari-mari sedia stok sabar yang buanyaaaaaakkk.. Problema anak belajar makan itu banyak, mulai dari melepeh, mengemut, tidak mau buka mulut, sembelit, hingga membuat kotor meja dan lantai 😀 Sabar, dan tetap ajari anak untuk belajar makan dengan baik. It takes time. so be patient.

11. Bujuk anak untuk tetap makan & minum selama sakit & beri makanan tambahan dalam masa pemulihan supaya kesehatan cpt pulih & tumbuh kejar.

—> Bayi/anak yang sedang sakit cenderung malas dan kehilangan nafsu makan. Tetap tawarkan makanan dan minuman yang menyamankan dalam jumlah sedikit namun sering. Setelah sembuh, tambahkan jumlah makanannya / frekuensi makannya supaya bisa mengejar kembali berat badan yang biasanya turun selama sakit.

Dan jangan lupa selalu bawa-bawa dan baca dan praktekin isi buku MPASI perdana Cihuyyy yaaa.. ga rugi deh beli bukunya. Aku juga beli buku keduanya..

Saya akan isi blog ini lagi

setelah sekian lama blog ini lumutan. saya akan coba update dengan ilmu-ilmu kesehatan anak terbaru karena apa? karena saya hamil lagi hehehehe. dan jika saya punya waktu saya akan coba mengolah tulisan yg saya peroleh dulu baru saya akan tampilkan di blog ini .. jadi ga copas banget kayak dulu lagi. maklum dulu itu bener2 tertimbun pekerjaan dan butuh untuk wadah menampung artikel yang saya temukan untuk membantu saya mengasuh anak saya…

terimakasih,
luchan

Asma

sumber : http://www.sehatgroup.web.id/?p=547

Asma adalah penyakit saluran napas kronik/menahun. Pada keadaan ini, batang paru-paru (bronkus) menjadi sempit, akibat dindingnya mengalami pembengkakan dan peradangan (inflamasi). Anak yang mengalami asma sensitif terhadap banyak iritan, seperti infeksi virus, asap rokok, udara dingin, dan partikel atau bahan kimia di udara. Alergi terhadap debu, bulu binatang, dan pollen (serbuk sari) bisa menjadi pencetus asma.

Penyempitan dan peradangan (inflamasi) jalan napas menyebabkan sesak napas dan batuk. Batuk seringkali merupakan tanda pertama, dan kadang satu-satunya gejala awal asma. Gejala asma lainnya adalah mengi (wheezing), napas cepat, dan kesulitan bernapas, sehingga penderitanya menggunakan otot napas tambahan di leher, perut, dan dada. Seringkali asma dikenali dengan wheezing saja, sehingga tanda-tanda lainnya kurang diperhatikan, atau bahkan dianggap sekedar flu/common cold. Dokter juga bisa salah mendiagnosisnya sebagai infeksi semisal bronkitis (meskipun bronkitis tidak selamanya akibat infeksi).

Tanda mengi sulit dikenali pada anak khususnya di bawah usia 18-24 bulan. Sehingga perlu diperhatikan tanda lain seperti batuk berdahak, napas cepat, dan flu berulang. Seorang bayi dengan asma dapat menjadi kurang responsif terhadap rangsangan, menangis lemah, dan mengalami kesulitan makan.

Anak yang lebih besar bisa mengeluhkan keadaannya seperti “dadaku sakit” atau “aku batuk terus”. Tanda-tanda ketidaknyamanan seperti ini dapat menjadikan seorang anak rewel tanpa alasan. Batuk mungkin timbul setelah aktivitas fisik seperti berlari. Atau anak mengalami batuk malam hari atau saat tidur. Batuk, mengi, dan napas yang pendek dapat juga menyertai tangisan, teriakan, atau tawa. Meskipun tidak tepat bahwa emosi seperti kemarahan dan kecemasan mencetuskan asma, hal-hal seperti ini secara tidak langsung bisa memperberat gejala.

Pada anak usia sekolah, asma bisa saja tidak terdiagnosis akibat tersamarkan oleh aktivitas belajar dan kegiatan fisik lain. Anak mengeluhkan batuk dan sesak napas membuatnya sukar tidur di malam hari. Kelelahan yang diakibatkan menjadikan gangguan konsentrasi dalam belajar.

Pencegahan dan penanganan dini asma dapat membantu mengurangi jumlah hari anak absen sekolah, atau dari perawatan di rumah sakit.

Hal-hal penting yang harus dipahami orangtua adalah:

bagaimana cara mencegah atau mengurangi gejala asma, yakni dengan cara menghindari pencetus. Untuk itu kenalilah pencetus asma pada anak Anda
bagaimana mengenali gejala asma, khususnya asma yang mengalami perburukan (dibahas lebih lanjut di bawah dan dalam Guideline)
penanganan apa yang harus dilakukan pertama kali, dan apa yang harus dilakukan jika asma memburuk (dibahas lebih lanjut dalam Guideline)
apa yang harus dilakukan dalam keadaan gawat darurat (dibahas lebih lanjut dalam Guideline)

Tanda-tanda seorang anak dengan kecurigaan asma harus dibawa ke dokter, antara lain:

batuk terus-menerus dan berkepanjangan (dapat dilihat dalam kategori derajat asma persisten dalam Guideline)
mengi atau wheezing ketika anak menghembuskan/membuang napas
napas pendek atau napas cepat yang tampaknya tidak berhubungan dengan aktivitas
gerak otot napas tambahan di dada
infeksi saluran napas berulang seperti pneumonia atau bronkitis

Mengenali ‘Serangan’ Asma

Seorang anak yang belum terdiagnosis asma, namun mengalami serangan asma (asthma ‘attack’), harus memperoleh penanganan yang tepat. Serangan asma umumnya bermula dengan batuk dan berkembang menjadi mengi dan napas cepat. Semakin memberat, otot-otot bantu napas di dada, perut, dan leher tampak bergerak. Anak menjadi sulit atau tidak dapat berbicara, denyut jantung meningkat, berkeringat banyak, sampai nyeri dada.

Selama serangan asma, saluran napas semakin menyempit dan aliran udara berkurang. Penanganan pada anak berdasarkan beratnya gejala asma dan derajat obstruksi udara. Klasifikasi serangan asma antara lain:
Serangan Ringan Serangan Sedang Serangan Berat
Bernapas Sedikit kesulitan dan hanya sedikit lebih cepat dibandingkan biasanya Lumayan kesulitan dan lebih cepat dibandingkan biasa Sangat kesulitan dan dapat sangat cepat atau dipaksa
Berbicara Mampu menyelesaikan kalimat dengan mudah Hanya mampu mengucapkan frase atau sebagian kalimat Hanya mampu membisikkan kata tunggal atau kalimat singkat
Keluhan Mengi ringan, batuk, napas pendek, perasaan sempit di dada Mengi sedang, batuk, napas pendek, perasaan sempit di dada Mengi berat, batuk, napas pendek, perasaan sempit di dada
Warna kulit Normal seperti biasa Normal atau pucat Pucat atau biru
Otot pernapasan Bergerak normal Otot dada bergerak masuk sedikit Pergerakan otot dada ke dalam-ke luar, juga otot leher dan perut
Kesadaran terhadap sekeliling Normal dan terjaga Normal dan terjaga Berkurang, dapat disertai mengantuk

Salah satu cara untuk mencegah dan mengurangi beratnya asma adalah mengetahui apakah anak mendapatkan cukup udara (oksigen). Jumlah udara yang dihirup masuk dan dihembuskan keluar dapat mudah diketahui dengan alat peak flow meter . Alat ini dapat membantu mengukur jumlah udara yang berasal dari paru-paru. Pengukuran ini biasanya digunakan pada anak berusia di atas 5 atau 6 tahun.

Terdapat dua jenis pengobatan asma: obat-obatan bronkodilator (melebarkan bronkus/batang paru-paru) dan anti inflamasi/anti peradangan.

Bronkodilator melebarkan jalan napas yang menyempit. Membantu mengurangi perasaan sesak di dada, mengi, dan sukar bernapas.

Obat-obatan anti inflamasi membantu mencegah pembengkakan dan inflamasi (peradangan) di saluran napas, dan bisa meningkatkan pembuangan sekret/lendir dari jalan napas. Obat-obatan ini dapat diberikan dengan ditelan, melalui suntikan, atau dihirup dalam bentuk aerosol (obat semprot).
Cara Menggunakan Peak Flow Meter

Peak Flow Meter (PFM) mengukur jumlah aliran udara dalam jalan napas. Peak Flow Rate (PFR) adalah kecepatan (laju) aliran udara ketika seseorang menarik napas penuh, dan mengeluarkannya secepat mungkin. Agar uji (tes) ini menjadi bermakna, orang yang melakukan uji ini harus mampu mengulangnya dalam kelajuan yang sama, minimal sebanyak tiga kali.

Terdapat beberapa jenis alat PFM. Alat yang sama harus senantiasa digunakan, agar perubahan dalam aliran udara dapat diukur secara tepat. Pengukuran PFR membantu menentukan apakah jalan napas tebuka atau tertutup.

PFR menurun (angka dalam skala turun ke bawah) jika asma pada anak memburuk. PFR meningkat (angka dalam skala naik ke atas) jika penanganan asma tepat, dan jalan napas menjadi terbuka. Pengukuran PFR dapat membantu mengetahui apakah jalan napas menyempit, sehingga penanganan asma dapat dilakukan dini, juga membantu mengenali pemicu (penyebab) asma pada anak, sehingga dapat dihindari.

Terdapat perbedaan nilai pengukuran (siklus) PFR dalam satu harinya. Dengan mengukur nilai PFR dua kali dalam sehari menunjukkan gambaran PFR sepanjang hari. Anak yang berbeda usia dan ukuran badan memiliki nilai PFR yang berbeda.
Bagaimana Cara Mengukur Peak Flow Rate

Mintalah anak untuk mengambil napas sedalam mungkin.
Perintahkan anak untuk menghembuskan napasnya ke dalam PFM sedalam dan sekuat mungkin.
Bacalah angka yang tertera dalam skala PFM, dan tuliskan pada secarik kertas.
Ukur PFR kembali (minta anak melakukan langkah pertama dan kedua) sampai total sebanyak tiga kali.
Tandai saat anak Anda nilai melakukan langkahnya yang terbaik (dari tiga kali pengukuran). Inilah nilai yang diambil. Angka ini dapat berubah ketika gejala asma membaik, atau anak bertambah besar.

Kesimpulannya, lakukan pemeriksaan PFR menggunakan PFM dua kali sehari, pada pagi dan malam hari, juga pada saat serangan asma. Nilai mana PFR yang tertinggi.
Sumber

Understanding Asthma. http://www.aap.org
Recognizing Childhood Asthma: An Interview with a Mayo Clinic Specialist. http://www.mayoclinic.com
Recognizing an Asthma Attack. http://www.aap.org

n/a

Asma (Pemicu dan Penanganan)

SUMBER : http://www.sehatgroup.web.id/?p=551

Asma adalah kondisi yang disebabkan oleh penyempitan saluran pernapasan kecil (bronchi) di paru-paru yang terjadi karena dinding saluran mengalami pembengkakan dan peradangan. Udara menjadi lebih sulit untuk lewat dan hal ini menyebabkan terjadinya mengi (wheezing), batuk, serta masalah lain dalam pernapasan. Mengi akan dialami 1 dari 4 anak selama masa kanak-kanaknya. Dengan penanganan yang tepat, hampir semua anak dengan asma dapat ikut serta dalam aktivitas olah raga dan menjalani hidup yang aktif.
Gejala

Beberapa gejala asma yang paling umum adalah:

Batuk. Batuk umumnya terjadi di malam hari, dini hari, saat cuaca dingin, dan saat beraktivitas fisik.
Mengi (napas yang terdengar seperti bunyi peluit)
Kesulitan bernapas

Gejala asma akan berlangsung selama 2-3 hari, atau bahkan lebih. Setelah serangan asma membaik, anak akan membutuhkan pereda serangan (reliever) 3-4 kali per hari hingga batuk dan mengi menghilang.
Pemicu

Penyebab asma seringkali tidak diketahui. Asma umum ditemui menurun dalam keluarga. Dan asma dapat berhubungan dengan kondisi lain seperti eksim (eczema) dan alergi. Beberapa pemicu serangan asma adalah sebagai berikut:

Flu. Pemicu asma paling umum adalah infeksi saluran napas yang disebabkan virus. Infeksi virus umum terjadi pada anak-anak sekitar 6-8 kali dalam setahun. Jika seorang anak rentan terhadap asma, ia akan mengalami mengi dan batuk-batuk pada waktu-waktu tersebut. Virus tidak dapat dibunuh dengan antibiotik, karena itu antibiotik tidak dibutuhkan pada serangan asma ini.
Aktivitas fisik
Perubahan cuaca
Asap rokok
Kutu yang ditemukan pada debu rumah
Serbuk sari bunga
Hewan peliharaan

Serangan asma dapat dicegah dengan menghindari pemicunya. Karena itu, jika pemicu diketahui, pemicu tersebut sedapat mungkin harus dihindari.
Penanganan

Pada sebagian besar anak, asma dapat dikontrol dengan obat yang tepat. Dua tipe obat yang digunakan pada anak-anak adalah:

Pereda serangan (reliever). Jenis obat ini bekerja cepat dan bermanfaat dalam serangan akut. Contohnya adalah Ventolin. Jenis obat ini disebut bronchodilator (broncho-: saluran napas, dilator: yang membuat lebar). Sesuai namanya, obat ini melebarkan saluran napas yang sempit sehingga udara lebih mudah lewat. Obat ini memberi efek optimal dengan inhalasi (dihirup melalui hidung). Pada serangan akut, anak akan membutuhkan Ventolin setiap 2-4 jam. Jika anak Anda membutuhkan lebih dari dosis tersebut, Anda harus menghubungi dokter anak Anda.
Prednisolone. Obat ini adalah sejenis steroid yang mengurangi pembengkakan dan peradangan dinding saluran napas, dan membantu membuat saluran napas lebih reaktif terhadap bronchodilator. Prednisolone memebutuhkan 6-8 jam untuk mulai bekerja. Jenis obat ini diberikan dalam bentuk sirup atau tablet selama 2-4 hari. Penggunaan jangka pendek ini tidak akan menyebabkan terjadinya efek samping prednisolone atau steroid secara umum.
Pencegah serangan (preventer). Tidak setiap anak dengan asma membutuhkan jenis obat ini. Pencegah serangan juga dikonsumsi dengan cara inhalasi dan harus dikonsumsi setiap hari. Anak dengan asma yang membutuhkan pencegah serangan perlu melakukan kunjungan rutin ke dokter untuk penilaian apakah jenis obat yang diberikan bekerja dan penyesuaian dosis.

Penanganan di antara serangan

Sebagian besar anak dengan asma yang mengalami mengi saat sedang terinfeksi virus tidak membutuhkan terapi apapun di antara serangan
Jika anak mengalami batuk atau mengi lebih dari sekali seminggu di malam hari atau saat beraktivitas fisik, anak tersebut mungkin membutuhkan obat pencegah serangan (preventer)
Inhalasi adalah cara terbaik untuk menggunakan sebagian besar obat asma. Untuk mengoptimalkan penyerapan obat, spacer bekerja sama baiknya dengan pompa nebulisasi (nebuliser pump) dan jauh lebih murah.
Perawatan di Rumah

Jika anak Anda menderita asma, akan sangat bijaksana untuk meminta dokter anak Anda menuliskan Panduan Penanganan Asma (Asthma Action Plan). Panduan ini akan membantu Anda mencegah serangan asma dan menangani serangan asma di rumah. Pastikan bahwa panduan ini diletakkan di tempat yang mudah terlihat. Selain itu, pastikan bahwa anak Anda selalu membawa obat asmanya ke manapun ia pergi. Dan pastikan bahwa orang yang mengasuh anak Anda tahu bahwa anak Anda menderita asma dan tahu apa yang harus dilakukan jika serangan terjadi.
Panduan 4 langkah:

Dudukkan anak Anda dan tetap tenang.
Segera kocok reliever puffer dan berikan 4 semprotan melalui spacer. Berikan semprotan tersebut satu persatu dan perintahkan anak Anda untuk menarik napas 4 kali dari spacer setelah tiap semprotan.
Tunggu 4 menit, jika tidak ada perbaikan, ulangi langkah 2.
Jika tetap tidak ada perbaikan setelah 4 menit kedua, segera hubungi ambulans. Katakan bahwa anak Anda mengalami serangan asma akut. Sementara menunggu ambulans, terus ulangi langkah 2 dan 3.

Beberapa Pertanyaan Umum

T: Haruskah saya membangunkan anak saya yang sedang tidur untuk mengkonsumsi obat?
J: Umumnya tidak, jika Anda tidak mendengar batuk atau mengi, maka biarkan anak Anda tidur.

T: Kapankah saya harus membawa anak ke dokter?
J: Jika Anda khawatir akan keadaan anak Anda, atau jika obat yang diberikan di rumah tidak bekerja.

T: Kapankah saya harus membawa anak saya ke Unit Gawat Darurat?
J: Jika anak Anda sulit bernapas atau sulit berbicara.

T: Seberapa banyak aktivitas fisik yang dapat dilakukan anak saya?
J: Jika asma anak Anda terkontrol, tidak diperlukan batasan untuk aktivitas fisiknya.

T: Akankah anak saya sembuh dari asmanya?
J: Banyak anak membaik seiring dengan meningkatnya usia. Diskusikan hal in ilebih lanjut dengan dokter Anda.

T: Apa yang memicu serangan asma?
J: Pemicu paling umum adalah infeksi virus. Sebagian besar anak mengalami hal ini 6-8 kali per tahun.
Sumber

Crying – excessive (0-6 months). Available from http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003023.htm
Colic and Crying. Available from http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000978.htm
Colic: Learning How to Deal with Your Baby’s Crying. Available from http://familydoctor.org/036.xml
Your Colicky Baby. Available from http://kidshealth.org/PageManager.jsp?dn=KidsHealth&lic=1&article_set=21354&cat_id=20049&
Sondergaard C, Henriksen TB, Obel C, Wisborg K. Smoking during Pregnancy and Infantile Colic. PEDIATRICS Vol. 108 No. 2 August 2001, pp. 342-346. Available from http://pediatrics.aappublications.org/cgi/content/full/108/2/342
Soy Protein-based Formulas: Recommendations for Use in Infant Feeding. PEDIATRICS Vol. 101 No. 1 January 1998, pp. 148-153. Available from http://aappolicy.aappublications.org/cgi/content/full/pediatrics;101/1/148
Taubman B. Parental counseling compared with elimination of cow’s milk or soy milk protein for the treatment of infant colic syndrome: a randomized trial. Pediatrics Volume 81, Issue 6, pp. 756-761, 06/01/1988 .
The Use and Misuse of Fruit Juice in Pediatrics. PEDIATRICS Vol. 107 No. 5 May 2001, pp. 1210-1213. Available from http://aappolicy.aappublications.org/cgi/content/full/pediatrics;107/5/1210

(NIH)

Bronchiolitis-Informasi untuk orang tua

sumber : http://www.sehatgroup.web.id/?p=553

Apa itu bronchiolitis?

Bronchiolitis adalah infeksi pada dada yang sering terjadi pada anak-anak. Biasanya terjadi pada bayi dibawah 6 bulan, tapi terkadang hingga bayi 12 bulan.

Disebabkan oleh virus pada paru-paru yang menyebabkan bayi sulit bernafas. Obat-obatan tidak dapat membantu. Bayi perlu istirahat dan makan dalam jumlah kecil namun sering, sehingga tidak terlalu lelah untuk makan dan tidak boleh sampai kehausan.
Tanda dan gejala

Penyakit dimulai seperti selesma. Setelah satu hari atau lebih, bayi akan mulai batuk, dan bernafas menjadi lebih cepat dan berbunyi mengi. Karena bernafas cukup cepat dan bengi maka menyulitkan bayi untuk makan atau minum. Beberapa bayi mengharuskan diinapkan di rumah sakit karena permasalahan ini.

Gejala pertama mungkin seperti selesma biasa. Gejala-gejala berikut sekitar 1-2 hari :

Pilek/Hidung meler
Batuk ringan
Sesak

Kemudian diikuti dengan peningkatna masalah yang berhubungan dengan pernafasan seperti :

Bernafas lebih cepat
Sedikit makan minum
Nafas yang mengi
Tarikan pada dada setiap bernafas
Demam

Bayi dengan bronchiolitis akan makin parah pada hari kedua atau tiga, dan biasanya akan sakit hingga 7-10 hari. Batuk kemungkinan akan berlangsung hingga 2-4 minggu.
Perawatan

Cobalah untuk tidak merokok disekitar rumah atau sekitar bayi. Terutama sangat penting adalah disekitar bayi dengan penyakit system pernafasan.

Obat-obatan tidak menolong bayi dengan bronchiolitis. Antibiotik tidak boleh diberikan pada bronchiolitis yang disebabkan oleh virus. Antibiotik tidak membunuh virus.
Bayi sangat perlu istirahat, berikan cairan dalam jumlah sedikit namun sering, sehingga tidak melelahkan bayi,
Berikan ASI lebih sering. Jika bayi tidak cukup minum dikhawatirkan dehidrasi.
Dapat juga diberikan paracetamol jika bayi terlihat sangat tidak nyaman.

Jika bayi terlihat sangat sakit dan memiliki masalah dalam pemberian makanan, maka dibutuhkan perawatan di rumah sakit. Staf kesehatan harus :

Memperhatikan lebih serius.
Berikan ekstra oksigen
Berikan ekstra cairan melalui infus.
Perawatan dirumah
Perbanyak istirahat
Berikan ASI lebih sering dalam jumlah kecil sehingga tidak membuat lelah bayi.
HIndari kontak dengan bayi lainnya dalam beberapa hari pertama.
Yakinkan lingkungan yang bebas asap rokok.

Tindakan lebih lanjut

Hubungi dokter terdekat segera jika anak anda:

Memiliki nafas yang sulit dan sangat cepat.
Tidak dapat mengkonsumsi makanan dikarenakan batuk atau mengi.
Perubahan warna pada wajahnya setiap batuk.
Kulitnya berubah menjadi biru atau kulit yang pucat dan berkeringat.

Buatlah janji bertemu dokter anda jika anak anda :

Memiliki batuk yang makin parah
Mengkonsumsi makanan separo atau jauh lebih sedikit dibandingkan normal atau menolak setiap makanan/minuman.
Terlihat sangat lelah atau lebih mengantuk dibandingkan biasanya.

Poin kunci yang perlu diingat

Bayi perlu istirahat dan minum lebih sedikit namun sering.
Bronchiolitis adalah penyakit infeksi yang berlangsung beberapa hari.
Biasanya menyerang bayi dibawah usia 6 bulan.
Bayi biasanya akan sakit sekitar 3-5 hari, dan kemudian membaik sekitar 7-10 hari berikutnya. Batuk dapat berlangsung sekitar 2-4 minggu.
Merokok di rumah meningkatkan peluang bayi terkena bronchiolitis dan membuatnya makin parah.

Source

http://www.rch.org.au

Radang Paru-paru (Pneumonia)

SUMBER : http://www.sehatgroup.web.id/?p=61

Informasi untuk Para Orang Tua

Radang paru-paru (pneumonia) adalah infeksi pada salah satu atau kedua paru-paru. Radang paru pada anak-anak dapat disebabkan oleh virus maupun bakteri. Biasanya radang paru-paru disebabkan oleh adanya infeksi virus.
Karena adanya infeksi, jalan udara kecil yang ada di paru-paru menjadi bengkak dan menghasilkan banyak lendir. Lendir ini menghalangi jalannya udara dan mengurangi jumlah oksigen yang masuk ke dalam tubuh. Radang paru-paru dapat terjadi pada hanya satu bagian dari paru-paru atau seluruh bagian dari paru-paru.
Dokter anda biasanya akan mencari apakah anak anda menderita radang paru dengan mengajukan pertanyaan pada anda dan melakukan pemeriksaan pada anak anda. Tes darah seringkali dapat membantu untuk menentukan apa penyebab terjadinya rada paru (apakah bakteri atau virus). Foto dengan sinar x pada bagian dada anak anda dapat mengkonfirmasikan diagnosis tersebut. Bila anak anda mengidap radang paru maka hasil foto dengan sinar x akan menunjukkan adanya cairan (consolidation) di bagian paru-parunya.
Radang paru dapat terjadi setelah adanya infeksi saluran pernapasan, seperti selesma atau flu. Kebanyakan, anak-anak yang menderita radang paru akan membaik dengan cepat dan tanpa bekas.

Gejala dan Tanda-tanda

Bila anak anda mengidap radang paru mereka biasanya memiliki gejala sebagai berikut:

Panas tinggi
Napas cepat dan/atau sulit bernapas—bagi anak yang terkena radang paru bernapas adalah pekerjaan yang sulit dan anda bisa melihat tulang iga mereka lebih jelas dari biasanya.
Batuk

Anak anda mungkin juga akan:

Muntah-muntah (mual)
Rewel atau lebih cepat lelah daripada biasanya
Kadang-kadang ada rasa sakit di dada, terutama saat bernapas
Sakit perut

Perawatan di Rumah

Biasanya anak yang menderita radang paru dapat menjalani perawatan di rumah.

Mereka harus banyak beristirahat.
Mereka harus minum sedikit-sedikit tapi sering sehingga mereka tidak mengalami dehidrasi.
Mereka akan lebih nyaman bila tidur dengan disangga beberapa buah bantal sehingga mereka tidak tidur dalam posisi datar.
Bila anak anda mengalami sakit di bagian dada, mereka mungkin perlu penghilang rasa sakit, seperti parasetamol (misalnya Panadol).
Jangan berikan obat batuk. Obat-obatan tersebut tidak dapat membantu anak yang menderita radang paru.
Hindari untuk merokok di sekitar anak anda.

Radang paru karena bakteri

Bila radang paru yang diderita oleh anak anda disebabkan oleh bakteri, maka akan diberikan obat-obatan berupa antibiotik untuk mengobatinya. Anak-anak yang mengidap radang paru karena bakteri biasanya kondisinya akan jauh lebih baik dalam waktu 24 sampai dengan 48 jam setelah pemberian antibiotik. Panasnya akan turun, mereka akan memiliki lebih banyak energi dan napasnya akan lebih lega. Meskipun demikian, mereka mungkin akan tetap batuk selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Penting untuk diingat bahwa pengobatan dengan antibiotik harus dilakukan sesuai dengan dosisnya. Terapi obat ini akan dilanjutkan selama 7 hingga 10 hari.

Radang paru karena virus

Antibiotik tidak dapat menyembuhkan sakit karena virus dan tidak akan diberikan untuk radang paru yang disebabkan oleh virus. Proses penyembuhannya biasanya lebih lambat, sekitar 2 hingga 4 minggu.

Perawatan di Rumah

Anak-anak yang mengidap radang paru perlu dirawat di rumah sakit. Hal ini dibiasanya terjadi bila anak-anak tersebut:

Berusia kurang dari satu tahun/
Tidak dapat makan obat secara oral melalui mulut
Mengalami dehidrasi
Mengalami kesulitan bernapas yang parah

Saat berada di rumah sakit, anak anda akan diawasi secara intensif dan akan mengikuti berbagai terapi yang dianggap perlu.

Antibiotik diberikan secara langsung ke dalam pembuluh darah melalui terapi intravena (disebut IV atau infus)
Ada sebagian anak yang mungkin membutuhkan oksigen untuk membantu mereka agar dapat bernapas lebih baik.
Anak-anak yang mengalami dehidrasi memerlukan tambahan cairan yang diberikan melalui infus.

Kapan Harus Kembali ke Dokter

Anda harus menghubungi dokter anda bila anak anda menjalani perawatan radang paru dan:

Mengalami kesulitan bernapas.
Anak anda kelihatan lemas dan mengantuk.
Mereka terus menerus muntah dan tidak dapat minum dalam jumlah banyak.
Anda mengkhawatirkan kesehatan anak anda atau anda mungkin memiliki pertanyaan lebih lanjut.

Ada anak-anak pengidap radang paru yang harus diperiksa kembali setelah beberapa hari. Dokter anda akan memberitahu kapan anda harus kembali.
Dalam waktu 6 minggu setelah jatuh sakit, anda harus memeriksakan anak anda kembali ke dokter untuk meyakinkan bahwa anak anda telah sembuh total.
Hal-hal yang Perlu Diingat

Sebagian besar anak-anak yang mengalami radang paru dapat sembuh dengan cepat dan tuntas.
Bila anak anda menderita radang paru, mereka perlu banyak istirahat dan minum cairan dalam jumlah sedikit tapi sering.
Obat batuk tidak dapat membantu anak-anak yang menderita radang paru.
Penting untuk diingat bahwa antibiotik harus digunakan sesuai dengan dosisnya sesuai dengan resep yang telah diberikan oleh dokter.

Sumber :http://www.rch.org.au/kidsinfo/factsheets.cfm?doc_id=3733

Tanya Jawab Tentang Batuk

SUMBER : http://www.sehatgroup.web.id/?p=219

Batuk sering terjadi pada anak-anak. Penyebab tersering adalah infeksi pada system pernafasan. Biasanya anak-anak akan terserang infeksi system pernafasan sekitar 6-12 kali tiap tahunnya. Yang biasanya disebabkan oleh virus. Terkadang anak-anak terserang batuk cukup lama setelah infeksi virus. Antibiotik tidak dapat membantu untuk batuk seperti itu.
Apa yang perlu dilakukan orang tua jika anak sering batuk?

Jika anak terlihat baik-baik saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan untuk penyebab serius batuknya.
Jka anda ingin lebih jelas, coba konsultasikan kepada dokter dan dokter akan mengecek penyebab dari batuknya.
Asap rokok akan membuat batuk lebih parah lagi, sehingga sangat penting untuk menghindari anak-anak dari asap rokok.
Apakah obat-obatan batuk dapat membantu?

Obat-obatan batuk tidak dapat membantu untuk menghilangkan batuk. Namun beberapa obat batuk dapat membantu anak-anak merasa lebih nyaman sehingga dapat tidur lebih nyaman pada malah hari.
Dapatkah batuk selalu asma?

Biasanya, anak-anak yang memiliki asma akan memiliki gejala lainnya seperti bengi.
Kapan anak dibawa ke dokter ?

Konsultasikan dengan dokter jika anak terlihat tidak baik (missal demam, tidak nafsu makan, sulit bernafas)
Apa yang perlu dilakukan jika batuk tidak hilang beberapa minggu?

Jika perlu, dokter umum akan merekomendasikan ke dokter spesialis anak.
Sumber :

http://www.rch.org.au

Diterjemahkan : Windy Suci

Batuk Rejan

sumber : http://www.sehatgroup.web.id/?p=63

Batuk rejan adalah infeksi saluran napas (infeksi pada paru-paru) yang menyebabkan serangan batuk yang bertubi-tubi. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri yang disebut Bordetella pertussis. Pertussis adalah nama lain dari batuk rejan.
Batuk rejan mudah sekali ditularkan. Bakteri tersebar melalui sebutir cairan ludah yang keluar saat batuk atau bersin. Bakteri ini juga dapat menyebar dari tangan ke hidung bila tangan telah bersentuhan dengan bakteri tersebut. Contohnya, bila anak anda telah terinfeksi dan anda mengusap hidung mereka dengan tisu lalu anda mengusap hidung anak lain, anda telah menyebarkan infeksi bakteri tersebut melalui tangan anda.
70-100% dari orang yang tinggal di rumah yang sama dengan dengan penderita batuk rejan biasanya akan terinfeksi.
Penyakit ini terutama sangat serius bila terjadi pada bayi berusia kurang dari 6 bulan. Bayi-bayi pengidap batuk rejan biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Anak-anak dan orang dewasa juga dapat menderita penyakit ini. Biasanya anak-anak dan orang dewasa yang terkena batuk rejan tidak akan kelihatan sakit parah, tapi mereka bisa menderita batuk selama berminggu-minggu.
Ada imunisasi untuk mencegah terjadinya batuk rejan. Anak-anak yang telah diimunisasi tetap dapat tertular batuk rejan tapi biasanya tidak berdampak serius.

Gejala dan Tanda-tanda

Batuk rejan biasanya gejalanya mirip dengan selesma, seperti hidung mampet dan batuk kering, yang berlangsung selama kurang lebih satu minggu.
Setelah itu, batuk terus berlanjut, yang mungkin akan mencapai satu minggu. Batuk akan makin panjang dan sering kali berakhir dengan suara seperti orang menarik napas.
Pada anak-anak, batuk berulang-ulang dapat membuat mereka muntah.
Anak-anak biasanya kelihatan sehat bila tidak sedang batuk.
Pada kasus-kasus yang lebih parah, bayi dan anak-anak mungkin mengalami kesulitan untuk bernapas sehabis batuk.
Anggota keluarga yang lain sering kali juga mengalami batuk.
Pada bayi-bayi yang masih berusia di bawah 6 bulan, mungkin akan mengalami berhenti bernapas (yang disebut apnoea) bukan hanya batuk-batuk biasa.

Bagaimana Menegakkan Diagnosis

Biasanya dokter Anda akan menentukan apakah anak Anda menderita batuk rejan dengan mengajukan pertanyaan tentang batuk yang mereka alami atau dengan melihat anak Anda saat sedang batuk.
Pemeriksaan sekresi yang diambil dari hidung dan tes darah kadang-kadang dapat membantu untuk memastikan diagnosis tersebut.

Perawatan

Jenis-jenis perawatan yang dilakukan sangat bergantung pada banyak hal termasuk:

Usia anak Anda
Seberapa parah gejala yang dialami
Berapa lama anak Anda telah mengalami gejala tersebut.

Batuk rejan sangat berbahaya untuk para bayi, penderita yang masih berusia bayi ini yang biasanya harus dirawat di rumah sakit untuk diawasi secara intensif. Anak-anak dengan usia yang lebih dewasa yang mengalami gejala yang lebih parah juga biasanya harus dirawat di rumah sakit. Waktu yang diperlukan untuk penyembuhan sangat berbeda untuk setiap anak.

Antibiotik

Dokter Anda mungkin akan meresepkan antibiotik untuk anak Anda, tapi pemberian antibiotik bukanlah suatu keharusan. Pengobatan dengan antibiotik dapat mengurangi berapa lama anak Anda berada dalam kondisi yang mampu menularkan penyakitnya. Bila anak Anda sudah mengalami gejala batuk lebih dari 21 hari, mereka tidak lagi dapat menularkan penyakitnya. Pada kasus seperti ini, antibiotik biasanya tidak diperlukan.

Bersekolah

Anak Anda tidak boleh pergi ke sekolah atau tempat penitipan :

Selama 3 minggu dari saat ia mulai batuk, bila tidak ada pemberian antibiotik atau
Selama setidaknya 5 hari setelah mereka minum antibiotik.

Perawatan untuk Orang-orang Di Sekitar Penderita

Batuk rejan sangat mudah menular. Seringkali anggota keluarga yang lain atau orang lain yang sering melakukan kontak dengan penderita juga terinfeksi.
Batuk rejan sangat menular pada saat 3 minggu sebelum dan 3 minggu setelah batuk dimulai. Bila anak Anda diberi antibiotik, mereka masih dapat menularkan infeksi penyakit tersebut sampai mereka telah mengkonsumsi antibiotik selama lima hari.
Antibiotik harus diberikan pada semua orang yang tinggal di rumah yang sama atau yang melakukan kontak dengan anak Anda saat mereka dalam masa penularan.

Pencegahan

Imunisasi yang lengkap pada anak-anak adalah cara terbaik untuk mengendalikan batuk rejan.
Vaksinasi diberikan pada anak usia 2, 4, 6 bulan, dan pada usia 4 tahun.
Semua orang tua dengan anak berusia di bawah 8 tahun harus memeriksa apakah jadwal imunisasi anak mereka telah sesuai jadwal dan meminta dokter anak untuk melakukan imunisasi yang tertinggal.
Sesuai peraturan, para dokter yang merawat pasien yang diguga atau telah dipastikan menderita batuk rejan harus memberitahu Departemen Sosial (Departemen Kesehatan). Departemen kesehatan melakukan pencatatan tentang berapa banyak anak yang terinfeksi setiap tahun.

Hal-hal yang Perlu Diingat

Batuk rejan sangat berbahaya untuk bayi berusia di bawah 6 bulan. Bayi yang menderita batuk rejan biasanya perlu dirawat di rumah sakit.
Batuk rejan sangat mudah menular dan seringkali anggota keluarga yang lain atau orang-orang yang melakukan kontak denga penderita akan terinfeksi.
Bila anak Anda sudah batuk selama lebih dari 21 hari (3 minggu), mereka tidak lagi dapat menularkan infeksinya. Anak-anak ini biasanya tidak membutuhkan antibiotik.

Diterjemahkan : WM

Sumber :http://www.rch.org.au

Diare : Diare Karena Antibiotik

sumber : http://www.sehatgroup.web.id/?p=1304

Diare karena antibiotik terjadi ketika antibiotik mengganggu keseimbangan antara bakteri “baik” dan “buruk” dalam saluran pencernaan,sehingga menyebabkan bakteri yang berbahaya dapat tumbuh melebihi jumlah seharusnya sehingga menyebabkan diare.

Sebagian besar diare karena antibiotik tidak berat dan berheti setelah anda menghentikan pemakaian antibiotik. Tetapi kadang-kadang Anda dapat mengalami colitis, radang usus besar, atau bentuk kolitis yang lebih berat yaitu kolitis pseudomembranosa. Keduanya dapat menyebabkan sakit perut, demam dan diare berdarah.

Terdapat tatalaksana yang efektif untuk diare ringa karena antibiotik dan kolitis karena antibiotik. . Selain itu dengan mengonsumsi suplemen bakteri baik atau makan yoghurt dapat mengurangi gejala atau membantu mencegah diare karena antibiotik.

Gejala

Diare karena antibiotik memberikan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi dari ringan sampai berat. Umumnya Anda hanya akan mengalami sedikit perubahan jumlah bakteri dalam saluran pencernaan Anda, yang dapat menyebabkan tinja menjadi lunak atau frekuensi BAB lebih sering dari biasanya.

Gejala ini umumnya muncul dalam waktu lima sampai 10 hari setelah Anda memulai terapi antibiotik dan berakhir dalam waktu dua minggu setelah anda berhenti minum antibiotik.
Ketika pertumbuhan bakteri berbahaya berlebih maka Anda dapat mengalami tanda dan gejala kolitis atau kolitis pseudomembranosa, seperti:

* diare berair
* sakit perut dan kram
* Demam, sering lebih tinggi dari 101 F (38,3 C)
* nanah di tinja
* darah di tinja
* Mual
* Dehidrasi

Sebagian besar orang mengalami perbaikan dalam dua minggu setelah memulai pengobatan untuk kolitis atau kolitis pseudomembranosa. Namun, bila gejal muncul kembali dalam waktu satu bulan setelah pengobatan awal maka Anda mungkin perlu mendapat pengobatan kembali.

Penyebab

Saluran pencernaan Anda adalah rumah bagi jutaan mikroorganisme (flora usus), termasuk lebih dari 500 jenis bakteri. Banyak bakteri ini bermanfaat bagi tubuh, melakukan fungsi-fungsi penting, seperti menghasilkan vitamin tertentu, merangsang sistem kekebalan tubuh, dan membantu melindungi Anda dari virus dan bakteri berbahaya.

Tapi beberapa bakteri yang biasanya menghuni saluran pencernaan Anda ada yang berpotensi berbahaya. Namun jumlah mereka biasanya dikontrol oleh jumlah bakteri lain yang menguntungkan di usus. Keseimbangan diantara keduanya dapat terganggu oleh penyakit, obat atau faktor lainnya.

Antibiotik dapat sangat mengganggu flora usus, bakteri yang biasanya hidup di usus besar, karena mereka menghancurkan bakteri yang menguntungkan bersama bakteri yang potensial berbahaya. Tanpa jumlah yang cukup dari bakteri yang “baik” maka bakteri yang “buruk” yang resisten terhadap antibiotik yang Anda minum dapat tumbuh di luar kendali, menghasilkan racun yang dapat merusak dinding usus dan memicu peradangan.

Antibiotik telah menyelamatkan jutaan nyawa. Namun seperti semua obat-obatan, antibiotik juga memiliki efek samping. Dan salah satu yang paling umum adalah diare karena antibiotik, yang mengenai hingga satu dari lima orang yang menerima terapi antibiotik.

Penyebab tersering
Bakteri bertanggung jawab untuk hampir semua kasus kolitis pseudomembranosa dan diare karena antibiotik yang berat adalah Clostridium difficile. Sebagian besar orang memperoleh infeksi selama dirawat di rumah sakit atau tempat perawatan setelah menerima antibiotik.

Sebetulnya sebagian besar orang yang dirawat di rumah sakit terkena C. difficile, tetapi bakteri ini hanya menyebabkan masalah pada orang yang mendapat pengobatan dengan antibiotik. Bakteri ini kemudian tumbuh di luar kendali dan menyebabkan diare yang berat serta dapat berisiko megnakibatkan komplikasi yang mengancam jiwa.

Antibiotik yang menyebabkan diare?
Hampir semua antibiotik dapat menyebabkan diare karena antibiotik, kolitis atau kolitis pseudomembranosa. Penyebab yang paling sering adalah ampisilin, klindamisin dan cephalosporins seperti cefpodoxime.

Kadang-kadang erythromycin, quinolones (Ciprofoxacin, Floxin) dan tetrasiklin juga dapat menyebabkan diare karena antibiotik. Diare karena antibiotik tetap dapat terjadi baik anda menggunakan antibiotik minum atau suntik.

Efek lain antibiotik
Selain mengganggu keseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaan Anda, antibiotik juga dapat mempengaruhi :

* kecepatan pencernaan. Antibiotik, seperti eritromisin, dapat menyebabkan makanan terlalu cepat untuk meninggalkan lambung, sehingga menyebabkan mual dan muntah. Antibiotik lain dapat meningkatkan kontraksi usus, mempercepat laju makanan melalui usus halus sehingga berperan terhadap diare.
* pemecahan makanan. Antibiotik dapat mempengaruhi cara tubuh memetabolisme asam lemak.

Faktor risiko

Siapa pun yang menjalani terapi antibiotik berisiko mengalami diare karena antibiotik. Tetapi yang lebih berisio adalah :

* orang lanjut tua
* memiliki riwayat operasi pada saluran pencernaan
* riwayat baru dirawat di rumah sakit atau panti jompo
* memiliki penyakit yang serius, seperti kanker atau penyakit peradangan usus (inflammatory bowel disease)

Kapan harus menghubungi dokter

Hubungi dokter segera jika Anda mengalami tanda-tanda dan gejala berikut:

* Demam
* sakit perut yang berat
* Nanah atau darah dalam tinja

Tanda dan gejala ini dapat menunjukkan beberapa kondisi, mulai dari virus, bakteri atau infeksi parasit sampai inflammatory bowel diasese, seperti kolitis ulserativa atau penyakit Crohn
Namun, jika Anda sedang minum antibiotik atau baru saja selesai terapi antibiotik, mungkin Anda mengalami diare karena antibiotik. Dokter Anda dapat melakukan tes untuk menentukan penyebab pasti masalah Anda.

Tes dan diagnosis

Untuk membantu mendiagnosis terkait antibiotik diare, dokter akan bertanya tentang riwayat kesehatan Anda, termasuk apakah Anda sudah dirawat di rumah sakit baru-baru ini atau terapi antibiotik. Jika gejala yang anda alami cukup berat, kemungkinan Anda juga akan diminta meakukan pemeriksaan tinja.

Tinja diperiksa di laboratorium ada tidaknya C. difficile. Dalam beberapa kasus, hasil tes laboratorium adalah negatif palsu. Ini berarti bahwa meskipun sebenarnya terdapat C. difficile dalam saluran pencernaan Anda,namun tidak terdeteksi oleh tes. Tes dapat diulang untuk memberikan hasil yang lebih akurat.

Komplikasi

Diare karena Antibiotik yang ringan cenderung tidak menimbulkan masalah. Tetapi kolitis pseudomembranosa dapat mengakibatkan komplikasi yang berbahaya, termasuk:

* lubang di usus (perforasi usus). Ini hasil dari kerusakan pada lapisan usus besar Anda. Risiko terbesar dari perforasi usus adalah bahwa bakteri dari usus Anda selanjutnya akan menginfeksi rongga perut (peritonitis).
* Toxic megacolon. Dalam keadaan ini, usus besar Anda tidak mampu untuk mengeluarkan gas dan tinja, sehingga menjadi sangat buncit (megacolon). Tanda dan gejala toxic megacolon meliputi sakit perut dan membesar, demam dan kelemahan. Jika tidak diobati, usus besar Anda dapat pecah, menyebabkan bakteri dari usus besar anda memasuki rongga perut Anda. Usus besar yang pecah memerlukan operasi darurat dan dapat menyebabkan kematian.
* Dehidrasi. Diare berat dapat menyebabkan hilangnya cairan dan elektrolit. Dehidrasi berat dapat menyebabkan kejang-kejang dan syok. Tanda dan gejala dari dehidrasi adalah mulut sangat kering, haus, buang air kecil sedikit atau tidak sama sekali, dan kelemahan.

Tatalaksana

Diare ringan
Jika Anda mengalami diare ringan, gejala yang Anda alami akan hilang dalam beberapa hari sampai dua minggu setelah penggunaan antibiotik selesai. Sementara itu, dokter anda dapat merekomendasikan minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi dan menghindari makanan yang dapat memperparah gejala anda. Bila diare lebih parah, maka dokter mungkin menghentikan terapi antibiotik dan menunggu diare menghilang.

Diare berat
Dalam kasus-kasus diare karena antibiotik yang sangat berat, kolitis atau kolitis pseudomembranosa, kemungkinan Anda akan tatalaksana dengan obat metronidazol (flagyl), dalam bentuk tablet selama 10 hari. Jika metronidazol tidak efektif, atau Anda sedang hamil atau menyusui, Anda akan menerima obat lain, vankomisin (Vancocin).

Vankomisin dan metronidazol adalah antibiotik yang efektif terhadap C. difficile. Vankomisin pernah menjadi obat pilihan pertama untuk mengobati diare karena antibiotik, tetapi sangat mahal dan sekarang disimpan untuk kasus-kasus yang paling resisten. Namun, vankomisin dianjurkan untuk ibu hamil dan menyusui karena metronidazol tidak terbukti aman pada janin dan bayi.

Pencegahan

Saran berikut dapat membantu mencegah diare karena antibiotik atau mengurangi keparahannya:

* Gunakan antibiotik hanya bila Anda dan dokter Anda merasa itu benar-benar diperlukan. Perlu diketahui bahwa antibiotik tidak akan membantu infeksi virus, seperti pilek dan flu.
* Gunakan antibiotik sesuai yang diresepkan. Tidak meningkatkan dosis, menggandakan dosis saat dosis terlewat atau menggunakan obat lebih lama daripada yang dokter instruksikan.

Tindakan di rumah

Jika Anda mengalami diare karena antibiotik, kolitis atau kolitis pseudomembranosa, perubahan pola makan ini dapat membantu meringankan gejala:

* Minum banyak cairan. Air adalah yang terbaik, cairan dengan natrium dan kalium (elektrolit) dapat bermanfaat juga (cairan rehidrasi oral). Hindari minuman berkarbonasi, jus jeruk, alkohol dan minuman berkafein, seperti kopi, teh dan cola, yang dapat memperparah gejala anda.
* Utamakan makanan yang lembut, lunak, mudah dicerna. Ini termasuk beras, kentang panggang, yoghurt dan pisang. Hal terbaik untuk menghindari jus serta produk turunan susu karena mereka bisa membuat diare lebih buruk.
* Cobalah makan beberapa makanan kecil. makan cemilan beberapa kali dibandingkan hanya dua atau tiga kali makan besar. Porsi yang lebih kecil lebih mudah dicerna.
* Hindari makanan tertentu. Hindari makanaan pedas, berlemak, atau makanan yang digoreng dan makanan lainnya yang membuat gejala lebih buruk.

Juga, hubungi dokter Anda terlebih dahulu sebelum mengambil obat anti diare, yang dapat mengganggu kemampuan tubuh Anda untuk menghilangkan racun dan mengakibatkan komplikasi serius.(YSK)

Bahan bacaan :

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/diarrhea.html

Diare : Shigella

SUMBER : http://www.sehatgroup.web.id/?p=1311

Shigella adalah bakteri yang dapat menginfeksi saluran pencernaan dan menyebabkan gejala mulai dari diare, nyeri perut, muntah, dan mual, sampai komplikasi yang lebih serius. Infeksi ini disebut Shigellosis, terkadang dapat menghilang dalam perjalanan penyakitnya, antibiotik dapat mempersingkat perjalanan penyakit.

Shigellosis, yang paling umum terjadi dalam musim panas, umumnya mengenai anak-anak usia 2-4 tahun, dan jarang menginfeksi bayi kurang dari 6 bulan.

Infeksi ini sangat menular dan dapat dicegah dengan cuci tangan yang baik.

Tanda dan Gejala
Bakteri Shigella menghasilkan racun yang dapat menyerang permukaan usus besar, menyebabkan pembengkakan, luka pada dinding usus, dan diare berdarah.

Keparahan diare pada Shigellosis berbeda dari diare biasa. Pada anak-anak dengan Shigellosis, pertama kali buang air besar besar sering dan berair. Kemudian buang air besar mungkin lebih sedikit, tetapi terdapat darah dan lendir di dalamnya.

Gejala lain Shigellosis termasuk:

* Nyeri perut
* Demam tinggi
* Hilangnya nafsu makan
* Mual dan muntah
* nyeri saat buang air besar

Dalam kasus Shigellosis yang sangat parah, seseorang mungkin mengalami kejang, kaku kuduk, sakit kepala, kelelahan, dan kebingungan. Shigellosis juga dapat menyebabkan dehidrasi dan komplikasi lain yang jarang terjadi, seperti radang sendi, ruam kulit, dan gagal ginjal.

Beberapa anak dengan kasus Shigellosis yang berat mungkin perlu dirawat di rumah sakit.

Penularan

Shigellosis sangat menular. Seseorang dapat terinfeksi melalui kontak dengan sesuatu yang terkontaminasi oleh tinja dari orang yang terinfeksi. Ini termasuk mainan, permukaan di toilet, dan bahkan makanan yang disiapkan oleh seseorang yang terinfeksi. Misalnya, anak-anak yang menyentuh permukaan yang terkontaminasi oleh shigella seperti toilet atau mainan dan kemudian memasukkan jari-jari mereka di mulut maka mereka bisa menjadi terinfeksi. Shigella bahkan dapat dibawa dan disebarkan oleh lalat yang kontak dengan tinja yang terinfeksi.

Karena tidak membutuhkan banyak bakteri Shigella untuk menyebabkan infeksi maka penyakit dapat menyebar dengan mudah dalam keluarga dan penampungan anak. Bakteri mungkin juga tersebar di sumber air di daerahdengan sanitasi yang buruk. Shigella masih dapat disebarkan dalam 4 minggu setelah gejala penyakit selesai (walaupun pengobatan antibiotik dapat mengurangi pengeluaran bakteri Shigella di tinja).

Pencegahan

Cara terbaik untuk mencegah penyebaran Shigella adalah dengan sering mencuci tangan yang bersih dengan sabun, terutama setelah menggunakan toilet dan sebelum mereka makan. Hal ini terutama penting dalam perawatan anak.

Jika Anda merawat anak yang mengalami diare, cuci tangan sebelum menyentuh orang lain dan sebelum memegang makanan. (Siapa pun dengan diare sebaiknya tidak menyiapkan makanan bagi orang lain.) Pastikan untuk sering membersihkan dan membersihkan toilet yang digunakan oleh seseorang dengan Shigellosis.

Popok anak dengan Shigellosis harus dibuang dalam tong sampah yang tertutup, dan bekas popok harus dibersihkan dengan disinfektan setelah digunakan. Anak-anak (terutama mereka yang masih menggunakan popok) dengan Shigellosis atau dengan diare dari setiap penyebab harus dijauhkan dari anak-anak lain.

Penanganan, penyimpanan, dan persiapan makanan juga dapat membantu mencegah infeksi Shigella. Makanan dingin harus disimpan dingin dan makanan panas harus disimpan panas untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

Diagnosis dan Pengobatan

Untuk mengkonfirmasi diagnosis Shigellosis, dokter akan mengambil sampel tinja dari anak Anda yang akan diuji untuk bakteri Shigella. Tes darah dan tes lainnya juga dapat menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari gejala, terutama jika anak Anda memiliki sejumlah besar darah dalam tinja.

Beberapa kasus Shigellosis tidak memerlukan pengobatan, tetapi antibiotik akan diberikan untuk memperpendek penyakit dan untuk mencegah penyebaran bakteri kepada orang lain.

Jika dokter memberikan resep antibiotik sesuai diagnosis maka berikan mereka sesuai dosis. Hindari pemberian obat bebas untuk muntah-muntah atau diare, karena mereka dapat memperpanjang penyakit. Acetaminophen (parasetamol) dapat diberikan untuk mengurangi demam dan membuat anak Anda lebih nyaman.

Untuk mencegah dehidrasi, ikuti petunjuk dokter Anda tentang apa yang anak Anda harus makan dan minum. Dokter anda dapat merekomendasikan minuman khusus yang disebut cairan rehidrasi oral, atau CRO (seperti Pedialyte) untuk menggantikan cairan tubuh dengan cepat, terutama jika diare telah berlangsung selama 2 atau 3 hari atau lebih.

Anak-anak yang mengalami dehidrasi sedang-berat atau yang memiliki penyakit lain yang lebih serius mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk dipantau dan mendapat tatalaksana seperti cairan infus atau antibiotik.

Kapan Harus Menghubungi Dokter

Hubungi dokter jika anak Anda mempunyai tanda-tanda infeksi Shigella, termasuk diare dengan darah atau lendir, disertai dengan sakit perut, mual dan muntah, atau demam tinggi.

Anak-anak dengan diare dapat dengan cepat mengalami dehidrasi, yang dapat mengakibatkan komplikasi yang serius. Tanda-tanda dehidrasi meliputi:

* Haus
* rewel
* gelisah
* penurunan kesadaran (sulit dibangunkan)
* Mulut,lidah, dan bibir kering
* Mata cekung
* Popok kering selama beberapa jam pada bayi atau jarang BAK

Jika Anda melihat tanda-tanda ini, hubungi dokter segera. (YSK)

Bahan bacaan : Shigellosis; Joel Klein, MD

http://kidshealth.org/PageManager.jsp?dn=KidsHealth&lic=1&ps=107&cat_id=20048&article_set=23014

Diare : Amebiasis

SUMBER : http://www.sehatgroup.web.id/?p=1314

Apa Amebiasis?

Amebiasis adalah penyakit di saluran cerna yang biasanya ditularkan ketika seseorang makan atau minum sesuatu yang terkontaminasi dengan parasit yang disebut Entamoeba histolytica (E. histolytica). Parasit ini adalah amuba, sebuah organisme bersel tunggal. Untuk itu penyakit ini disebut amebiasis.

Dalam banyak kasus, parasit tinggal di usus besar seseorang tanpa menyebabkan gejala apapun. Tapi terkadang parasit ini menyerang permukaan usus besar sehingga menyebabkan diare berdarah, sakit perut, kram, mual, kehilangan nafsu makan, atau demam. Dalam kasus yang jarang terjadi, parasit ini dapat menyebar ke organ-organ lain seperti hati, paru-paru, dan otak.

Amebiasis umumnya terjadi di daerah yang padat dengan sanitasi yang tidak memadai. Penyakit ini umum terjadi di negara berkembang, termasuk Afrika, Amerika Latin, India, dan Asia Tenggara.

Tanda dan Gejala

Sebagian besar anak-anak yang mengalami amebiasis memiliki gejala minimal atau tanpa gejala. Ketika anak-anak menjadi sakit, mereka merasakan nyeri perut yang mulai perlahan-lahan, bersamaan dengan buang air besar yang lebih sering dengan tinja lunak atau cair, kram, mual, dan hilangnya nafsu makan. Dapat pula demam dan tinja berdarah.

Pada beberapa orang, gejala amebiasis dapat dimulai dalam beberapa hari sampai minggu setelah menelan makanan atau air yang tercemar oleh amoeba. Pada orang lainnya, gejala amebiasis dapat memerlukan waktu berbulan-bulan untuk muncul atau tidak pernah muncul sama sekali.

Penularan
Amebiasis merupakan penyakit menular. Pada keadaan lingkungan yang tidak sehat dan kebersihan yang buruk maka infeksi menular dari satu orang ke lainnya sangat mungkin terjadi.
Seseorang yang membawa amoeba di ususnya (carier) dapat menularkan infeksi kepada orang lain melalui tinja. Ketika tinja yang terinfeksi mengkontaminasi makanan atau persediaan air, amebiasis dapat menyebar dengan cepat ke banyak orang sekaligus. Hal ini terutama berlaku di negara-negara berkembang di mana sumber air minum dapat terkontaminasi.

Amebiasis juga dapat menyebar karena cuci tangan yang tidak bersih.

Pencegahan

Tidak ada vaksin untuk mencegah amebiasis.
Karena amoebas dapat mengkontaminasi makanan dan air maka Anda dapat membantu mencegah dengan bersikap hati-hati tentang apa yang Anda makan dan minum. Aturan yang baik tentang makanan adalah dengan memasaknya, merebusnya, mengupasnya, atau bila tidak mungkin maka lupakan makanan tersebut sama sekali.
Perawatan

Jika dokter Anda mencurigai bahwa anak Anda telah amebiasis, Anda mungkin diminta untuk mengumpulkan sampel tinja.

Kapan Harus Menghubungi Dokter

Hubungi dokter jika anak Anda mempunyai tanda-tanda atau gejala amebiasis, termasuk:

* Diare dengan darah atau lendir
* Sakit perut
* Demam
* perut membuncit
* Rasa sakit atau nyeri di daerah hati (di bawah iga di sebelah kanan)
(YSK)

Bahan bacaan : Amebiasis; Joel Klein, MD

http://kidshealth.org/PageManager.jsp?dn=KidsHealth&lic=1&ps=107&cat_id=20045&article_set=22744